
Senin, 23 Mei 2011
Rabu, 12 Januari 2011
STRUKTUR KEPENGURUSAN 2011
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
GERAKAN MAHASISWA ANTI NARKOBA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Sekretariat : Gedung UKM lantai 2, Universitas Negeri Semarang
CP : 085227920863 , email : http://ukm.gerhana@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
No. 001/UKMGERHANA/I/2011
Berdasarkan Hasil Musyawarah Panitia Litsus Pada Tanggal 10 Januari 2011, Maka Dengan Ini Menyatakan Bahwa Struktur Kepengurusan UKM GERHANA Periode 2011 Adalah Sebagai Berikut :
Ketua Umum : Hanif Ardiansyah
Wakil Ketua : Dwi Suprayogi
Sekretaris :
Ajeng Alisa Narulita
Nurul Apriani Susanti
Bendahara :
Dyah Rahmawati
Yeni Saraswati
Divisi PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota) :
Ketua : Tika Resti Pratiwi
Sekretaris : Aldehita Purnasanti
Bendahara : Mudrikah Arha Farika
Staf :
Ruben Arganda
Teguh Aryanto
Alfian Dwi K
Nur Rochimah
Muhammad Ma’ruf Fadhilah
Umu Afiatun
Fadllul Muna
Khanifah
Wiken Astrini
Suryadi
Dikki Bayu Aji
Siska Nurmalima
Akalili Kiasatina
Reni Windri Triani
Divisi Pencegahan :
Ketua : Lulus Utisna S
Sekretaris : Andhini Tiara
Bendahara : Novi Ofsianti Eka Sukwati
Staf :
Reza Nirbita
Sigit Rizky P
Deni Ashar
Ayu Happy H
Anggi Puspitasari
Sri Listiadah
Mukminin
Efi Suswati
Ardi Prasetyo
Risky Fitri Aristia
Edi Ermawanto
Yulia Kusumawati
Muchamad Rizki Raharjo
Divisi Jarkom (Jaringan Komunikasi) :
Ketua : M. Iqbal
Sekretaris : Nur Azizah
Bendahara : Yunita Dwi F
Staf :
Mukti Hadi P
Arka Y
Reza Febrian Prasetyo
Arista Ayu K
Ahmad Fadoli
Na’imatul Jannah
Elisha Dwi P
Alfiana Hendrawati
Nur Apriani
Titis Firman Andiatno
Fitriani Eki P
Retnowati
Nurul Aini
Divisi Pusdatin (Pusat Data Dan Informasi) :
Ketua : Rulin Dotama
Sekretaris : Laras Tsany Nur M
Bendahara : Anik Fadilah
Staf :
Rizqi Sutiyawan
Septian
Ahdiat Prasetya Laksono
Nur Aeni
Hani Sulistiani
Dwi Ristiyani
Tria Restu Intani
Sartiyah
Mutiara Annisa Yasin
Setyo Ery Mauludi
M.Basyarul Abdillah
Semarang, 12 Januari 2011
Mengetahui,
Dosen Pendamping
UKM GERHANA An. Dewan Inspektorat
Dr. LISDIANA, M. SI Dicky Maulana Akbar
NIP.195911191986032001 NIM. 4350407044
GERAKAN MAHASISWA ANTI NARKOBA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Sekretariat : Gedung UKM lantai 2, Universitas Negeri Semarang
CP : 085227920863 , email : http://ukm.gerhana@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
No. 001/UKMGERHANA/I/2011
Berdasarkan Hasil Musyawarah Panitia Litsus Pada Tanggal 10 Januari 2011, Maka Dengan Ini Menyatakan Bahwa Struktur Kepengurusan UKM GERHANA Periode 2011 Adalah Sebagai Berikut :
Ketua Umum : Hanif Ardiansyah
Wakil Ketua : Dwi Suprayogi
Sekretaris :
Ajeng Alisa Narulita
Nurul Apriani Susanti
Bendahara :
Dyah Rahmawati
Yeni Saraswati
Divisi PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota) :
Ketua : Tika Resti Pratiwi
Sekretaris : Aldehita Purnasanti
Bendahara : Mudrikah Arha Farika
Staf :
Ruben Arganda
Teguh Aryanto
Alfian Dwi K
Nur Rochimah
Muhammad Ma’ruf Fadhilah
Umu Afiatun
Fadllul Muna
Khanifah
Wiken Astrini
Suryadi
Dikki Bayu Aji
Siska Nurmalima
Akalili Kiasatina
Reni Windri Triani
Divisi Pencegahan :
Ketua : Lulus Utisna S
Sekretaris : Andhini Tiara
Bendahara : Novi Ofsianti Eka Sukwati
Staf :
Reza Nirbita
Sigit Rizky P
Deni Ashar
Ayu Happy H
Anggi Puspitasari
Sri Listiadah
Mukminin
Efi Suswati
Ardi Prasetyo
Risky Fitri Aristia
Edi Ermawanto
Yulia Kusumawati
Muchamad Rizki Raharjo
Divisi Jarkom (Jaringan Komunikasi) :
Ketua : M. Iqbal
Sekretaris : Nur Azizah
Bendahara : Yunita Dwi F
Staf :
Mukti Hadi P
Arka Y
Reza Febrian Prasetyo
Arista Ayu K
Ahmad Fadoli
Na’imatul Jannah
Elisha Dwi P
Alfiana Hendrawati
Nur Apriani
Titis Firman Andiatno
Fitriani Eki P
Retnowati
Nurul Aini
Divisi Pusdatin (Pusat Data Dan Informasi) :
Ketua : Rulin Dotama
Sekretaris : Laras Tsany Nur M
Bendahara : Anik Fadilah
Staf :
Rizqi Sutiyawan
Septian
Ahdiat Prasetya Laksono
Nur Aeni
Hani Sulistiani
Dwi Ristiyani
Tria Restu Intani
Sartiyah
Mutiara Annisa Yasin
Setyo Ery Mauludi
M.Basyarul Abdillah
Semarang, 12 Januari 2011
Mengetahui,
Dosen Pendamping
UKM GERHANA An. Dewan Inspektorat
Dr. LISDIANA, M. SI Dicky Maulana Akbar
NIP.195911191986032001 NIM. 4350407044
Jumat, 26 Maret 2010
Tiga Langkah Mambangun Remaja Bebas Narkoba
Tiga Langkah Membangun Remaja Bebas Narkoba
Oleh: Tim Data & Info BNN
Peristiwa makin banyaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan renaja saat ini benar-benar telah menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di Indonesia.
Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba harus didasarkan pada pencermatan terhadap karakteristik pengguna narkoba sekaligus tindakan yang melatarbelakanginya. Menurut analisis Dr. Graham Blaine (psikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba tidak hanya berasal dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari lingkungan sekitarnya.
Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan keluarga, masyarakat dan bangsa termasuk masa depan remaja itu sendiri. Logika yang dapat ditarik sangat sederhana. Remaja yang menyalahgunakan narkoba sudah menjadi generasi yang rusak dan sulit dibenahi. Tubuhnya tidak lagi fit dan fresh untuk belajar dan bekerja membantu orangtua, sementara mentalnya telah dikotori oleh niat buruk untuk mencari cara mendapatkan barang yang sudah membuatnya kecanduan. Bila sudah demikian, apa yang dapat diharapkan dari mereka?
Selanjutnya dan beberapa studi yang pernah dilakukan, karakteristik pengguna narkoba biasanya adalah remaja-remaja kita yang "bermasalah". Bermasalah disini artinya memiliki beban mental/kejiwaan yang menurut mereka sangat berat dan sulit untuk ditanggung. Misalnya terlalu sering dimarahi orangtua, tidak disukai lingkungan, merasa bersalah karena orangtuanya bercerai, tidak mendapat kasih sayang, prestasi belajar jelek, merasa diremehkan teman yang membuat sakit hati, merasa kurang percaya diri dan sebagainya.
Keinginan yang besar ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnya pengetahuan mereka tentang narkoba, membuat mereka rapuh dan terjebak dalam lingkaran yang menghancurkan. Bagaimana menangkalnya? Ada tiga langkah penting yang perlu dicoba untuk membangun remaja masa depan yang bebas narkoba.
Pertama, dalam lingkungan keluarga, orangtua berkewajiban memberikan kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. sebaliknya, orangtua harus bersikap demokratis terhadap anaknya. Anak harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga komunikasi yang hangat antara orangtua dan anak-anaknya menjadi langkah utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar sang remaja menjadi tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi mereka tidak membutuhkan pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.
Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk antisipasi terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang narkoba yang selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, seperti melakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, orangtua), menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang nyaman dan aman bagi remaja untuk belajar.
Di samping itu pihak sekolah perlu berupaya keras "mensterilkan" lingkungan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak membolehkan sembarang orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak memperbolehkan sembarangan orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan.
Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing yang didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus menerus memberi penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan. Khusus para tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan norma-norma dan kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhannya.
Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa. Kita harus mengambil langkah, agar keterbelakangan dan keterpurukan bangsa ini tidak semakin dalam ke depannya karena remaja yang nantinya menjadi pilar tak lagi punya harapan.
Oleh: Tim Data & Info BNN
Peristiwa makin banyaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan renaja saat ini benar-benar telah menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di Indonesia.
Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba harus didasarkan pada pencermatan terhadap karakteristik pengguna narkoba sekaligus tindakan yang melatarbelakanginya. Menurut analisis Dr. Graham Blaine (psikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba tidak hanya berasal dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari lingkungan sekitarnya.
Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan keluarga, masyarakat dan bangsa termasuk masa depan remaja itu sendiri. Logika yang dapat ditarik sangat sederhana. Remaja yang menyalahgunakan narkoba sudah menjadi generasi yang rusak dan sulit dibenahi. Tubuhnya tidak lagi fit dan fresh untuk belajar dan bekerja membantu orangtua, sementara mentalnya telah dikotori oleh niat buruk untuk mencari cara mendapatkan barang yang sudah membuatnya kecanduan. Bila sudah demikian, apa yang dapat diharapkan dari mereka?
Selanjutnya dan beberapa studi yang pernah dilakukan, karakteristik pengguna narkoba biasanya adalah remaja-remaja kita yang "bermasalah". Bermasalah disini artinya memiliki beban mental/kejiwaan yang menurut mereka sangat berat dan sulit untuk ditanggung. Misalnya terlalu sering dimarahi orangtua, tidak disukai lingkungan, merasa bersalah karena orangtuanya bercerai, tidak mendapat kasih sayang, prestasi belajar jelek, merasa diremehkan teman yang membuat sakit hati, merasa kurang percaya diri dan sebagainya.
Keinginan yang besar ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnya pengetahuan mereka tentang narkoba, membuat mereka rapuh dan terjebak dalam lingkaran yang menghancurkan. Bagaimana menangkalnya? Ada tiga langkah penting yang perlu dicoba untuk membangun remaja masa depan yang bebas narkoba.
Pertama, dalam lingkungan keluarga, orangtua berkewajiban memberikan kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. sebaliknya, orangtua harus bersikap demokratis terhadap anaknya. Anak harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga komunikasi yang hangat antara orangtua dan anak-anaknya menjadi langkah utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar sang remaja menjadi tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi mereka tidak membutuhkan pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.
Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk antisipasi terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang narkoba yang selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, seperti melakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, orangtua), menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang nyaman dan aman bagi remaja untuk belajar.
Di samping itu pihak sekolah perlu berupaya keras "mensterilkan" lingkungan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak membolehkan sembarang orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak memperbolehkan sembarangan orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan.
Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing yang didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus menerus memberi penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan. Khusus para tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan norma-norma dan kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhannya.
Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa. Kita harus mengambil langkah, agar keterbelakangan dan keterpurukan bangsa ini tidak semakin dalam ke depannya karena remaja yang nantinya menjadi pilar tak lagi punya harapan.
Langganan:
Postingan (Atom)